PART 18 Bima dan Nia tiba di sekolah setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit menuju sekolah Arga. Selama di perjalanan Nia cukup tenang dan tidak buka suara sedikit pun karena fokusnya hanya tertuju pada es krim di tangannya. Es krim dalam gelas tandas bertepatan dengan mobil yang dikendarai Bima masuk ke dalam pekarangan sekolah dan mencari lahan parkir kosong yang tidak sulit saat mereka keluar nanti. "Ayo, turun," ajak Bima membuka pintu mobilnya. "Mohon maaf, Pak. Perlu banget saya ikut turun?" Nia menatap Bima tak yakin. Pria ini benar-benar ingin membawanya masuk ke dalam kehidupannya, gumam Nia dalam hati. "Untuk apa kamu tunggu di parkiran seperti ini? Kamu tidak mungkin 'kan ingin melarikan diri?" "Idih, siapa pula yang mau lari. Lari enggak enak, Pak