88. Bidadari Hati

1201 Kata

Aroma wangi dari bumbu yang sedang ditumis membuat Zulla terbangun dari tidurnya. Dia menoleh ke samping, Alfa masih tidur lelap di sampingnya seraya memeluk guling. Sementara Zulla, dia masih harus berdiam diri untuk mengumpulkan segala energi yang sudah dia istirahatkan. Lima menit berikutnya, Zulla sudah siap keluar. Dia mengikat rambutnya lalu keluar kamar yang mereka tempati semalam. Kepala Zulla menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata memang sudah pagi. Seketika, Zulla segera menyusul ke dapur. Gadis itu melihat sang nenek yang kemarin mereka tolong, sedang memasak seorang diri. "Eh, sudah bangun, Neng?" sapa sang pemilik rumah ketika melihat Zulla ada di sekitarnya. "Maaf, kami jadi merepotkan. Apalagi Nenek belum sembuh betul." Rasa tidak enak menyapa Zulla. Wajar saja kalau dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN