Suara Joshua memecah keheningan dengan nada panik dan marah, campuran antara terkejut dan frustrasi. Baik Zora maupun Jolina, tahu sesuatu yang buruk sedang terjadi, keduanya yakin itu. Tetapi apa? Tatapan mereka saling bertautan. Kekhawatiran mulai merayap ke pikiran masing-masing, seperti bayangan gelap yang tak mau pergi. Apa yang sebenarnya terjadi? Setelah menerima kabar dari seberang telepon, Joshua merasakan kedua tangannya mengepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Pandangannya membara, emosi membakar pikirannya. Dia tak percaya hal ini bisa terjadi. "Dasar bodoh! Urusan sekecil ini saja tidak bisa kamu tangani! Tunggu saya di sana dan pastikan tidak ada hal yang lebih buruk terjadi lagi! Paham?!" Bentakannya menggelegar sebelum ia memutuskan panggilan dengan kasar,