Liona merasa hatinya bergejolak tak karuan. Ingin sekali ia marah dan meluapkan semua rasa kesalnya ketika matanya menangkap sosok Levin—pria yang selama ini sudah berusaha keras ia lupakan, namun terus bermain—main di dalam pikirannya, ada di hadapannya saat ini. Dengan senyum lebar yang dulu membuatnya luluh, kali ini Levin terpaut pada Jessica. Levin menghadiri wisuda Jessica, bahkan pria itu tampak begitu akrab dengan ibu kekasihnya itu. Dia tersenyum lebar saat mereka berfoto bersama. Pemandangan itu membuat d**a Liona terasa sesak, seolah udara enggan masuk. "Kenapa rasanya masih saja sakit, saat melihat pemandangan ini?" batin Liona menjerit. Ia ingin berpaling, namun entah kenapa, matanya membeku pada mereka. Rasanya menyakitkan, seakan ada duri kecil yang menusuk-nusuk hatinya p