Jessica mematung di tempat, wajahnya terasa panas dan jantungnya berdetak kencang seolah hendak meledak. "Aduh, gimana ini? Pasti Kak Levin bakal mikir aku ke GR-an!" pikirnya dalam hati, mencoba meredam rasa malu dan panik yang menguasai. Bibirnya seakan kaku, otak terus memutar ulang ucapan ceroboh yang terlanjur meluncur tanpa filter. "Kenapa sih, mulut ini nggak bisa direm? Aku harus bilang apa coba, sekarang?" Ia memejamkan mata, berharap bumi bisa menelannya saat itu juga. Namun, bukannya berlalu, Levin justru menatapnya dengan raut penasaran. Pria itu mengerutkan kening sejenak, lalu senyumnya muncul, tajam sekaligus hangat. "Jes, kamu kenapa? Malu, ya?" ujar Levin sambil terkekeh kecil. "Tuh, lihat, wajah kamu merah seperti kepiting rebus." Godaan tersebut membuat Jessica semak