Anin hanya bisa menggeleng pelan menyaksikan dua lelaki di hadapannya yang tengah melakukan video call. “Deal saham?” tanya Adryan langsung ke inti pembicaraan. “Hmm.” Lukas menjawab singkat, nyaris tanpa ekspresi. Perhatiannya kembali tertuju pada piring makan malam terlambat yang hampir tandas. Begitulah Lukas. Sibuk bekerja hingga larut malam, lalu bukannya pulang ke apartemennya sendiri, malah menyelinap ke tempat Anin, minta dimasakkan. Alasannya? Trial jadi suami istri, katanya enteng. “Adek jangan lama-lama nerima tamu malam-malam,” tegur Adryan sebelum akhirnya sambungan video call terputus. “Okay, Mas.” Anin tersenyum kecil lalu menoleh ke arah Lukas, menatap puas wajah pria itu yang kini terlihat lahap menikmati masakan buatannya. “Yang, permintaan Mas Adryan menurut kamu

