Bu Rahma bercerita sebelum ada Anin, ia telah mencoba berbagai program untuk mendapatkan keturunan. Hampir dua belas tahun menikah, ia dan suami belum juga dikaruniai anak. Tuntutan keluarga dan omongan orang seolah tak ada habisnya, hingga akhirnya, untuk kesekian kalinya, mereka menjadwalkan liburan atau honeymoon entah sudah yang keberapa kalinya. Mereka menapakkan kaki ke Bandung. Usai liburan, Bu Rahma dan suami menemui kakak dari Bu Rahma. Niat datang untuk silaturahmi, seketika hati Bu Rahma tergerak ketika melihat balita yang terus menarik perhatiannya. Balita itu sedang bersama dua orang anak lelaki. “Namanya Haninka,” lirih Bu Rahma mengeratkan pelukannya pada Anin. Darah Anin berdesir mendengar nama itu disebut. “Anak itu lucu sekali. Kata Bude Rahnia, dia adalah primadona d

