Mahesa melirik ke arah Anin, sementara Anin pura-pura tidak melihat. Ia berusaha tampak biasa saja, meski tak bisa memungkiri hatinya tercubit saat nama wanita itu disebut. Di tengah kegundahannya, Lukas hadir seperti biasa—tak pernah membiarkannya merasa sendiri. Tangannya sudah erat menggenggam tangan kesayangannya. “Ada apa, Pi?” tanya Bu Sovi begitu Mahesa memutuskan sambungan telepon setelah berbicara dengan Zaskia. “Zaskia tahu Papi di sini. Mau besuk katanya.” Raut wajah Bu Sovi berubah dan seketika suasana menjadi tegang. "Kita pulang?" bisik Lukas pada Anin. Anin mengangguk setuju. "Lukas mau antar Anin pulang," ujar Lukas, akhirnya angkat bicara. Bu Sovi tersenyum tipis. "Sejujurnya, Mami masih rindu sekali. Lain waktu kita bertemu lagi, ya, Anin." Ia tak banyak berkata-ka

