Siang itu, Anin dengan santainya menikmati semangkuk soto hangat. Sejak kemarin, ia memang ingin sekali makan yang segar dan berkuah banyak. “Enak, Sayang?” tanya Bu Rahma. Beliau datang khusus ke rumah Anin hanya untuk memasakkan soto kesayangannya. “Enak banget. Kapan sih masakan Ibu pernah nggak enak?” goda Anin sambil tersenyum, membuat Bu Rahma gemas mencubit hidung putrinya. Sudah mau jadi ibu, tapi tetap saja manja dan masih saja seperti anak kecil di mata ibunya. Namun beberapa menit kemudian, terdengar suara plop pelan—seperti balon kecil meletus—diikuti sensasi hangat yang tiba-tiba mengalir deras di antara kedua kakinya. “Ibu, Anin …,” katanya ragu, menunduk. Bu Rahma mendekat mengikuti arah pandang putrinya sontak panik. “Anin pecah ketuban, Nak,” katanya. “Ibu telepon L
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


