Darah Anin berdesir saat melihat Bu Sarah, Pak Dewa, dan Adryan berada di ruangan yang sama dengan Bu Rahma. “Tante?” gumam Anin, terkejut. Lukas menarik tangannya, menuntunnya masuk. “Aku tunggu di luar, ya,” ujar Lukas. Namun, Anin segera menahannya. “Tetap di sini,” pintanya, cukup lantang hingga semua orang dapat mendengarnya. Pak Dewa dan Adryan mengangguk setuju. Lukas sedikit menjauh, tepat saat Bu Sarah bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Anin. Sementara itu, Anin masih mencoba menerka-nerka keberadaan keluarga Bu Sarah. Bukankah Bu Rahma bilang ingin mempertemukannya dengan keluarga kandungnya? Dadaaa Anin terasa sesak, matanya mulai memanas. Apakah mereka yang dimaksud Ibu sebagai keluarga kandungku? pikirnya. “Anin..., anak Mama,” lirih Bu Sarah. Ucapan itu membuat

