Gerbang mansion De Luca terbuka perlahan saat mobil hitam Alvaro melaju masuk. Langkah-langkah beratnya menyentuh anak tangga depan seperti dentuman tak kasatmata. Ia tak menoleh, tak bicara, hanya berjalan lurus menuju pintu utama. Reina sudah berdiri di sana, menantinya, mengenakan gaun tidur tipis berwarna abu-abu pucat, rambutnya tergerai, wajahnya penuh luka tak kasatmata yang menunggu pengakuan.
"Kau akhirnya kembali," suaranya pelan tapi penuh harap.
Alvaro menghentikan langkah. Matanya dingin.
"Aku datang untuk mengambil beberapa dokumen."
Reina menahan tangisnya. "Itu saja? Setelah kau tinggal selama dua malam bersama wanita itu? Kau pikir aku tidak tahu ke mana kau membawanya?"
"Aku tidak sedang dalam suasana hati untuk menjelaskan apa pun, Reina."
"Kau bahkan tidak merasa
