Kok ada sih orang seperti dia? Heran. Aku menumpuk mangkuknya ke atas mangkukku dan bergegas melangkah setengah berlari mengejarnya. Om Reyhan berhenti untuk membayar, setelah itu tanpa menoleh ke belakang, dia kembali jalan. Orang kok masa bodoh banget. "Aku duluan, Yaan," pamitku pada Yanto sambil sedikit membungkuk, meletakkan mangkuk ke samping gerobak. Yanto yang tengah menggoreng empek-empek mengangguk padaku. "Ooom! Tungguin!" Yang kupanggil gak noleh sama sekali. Terus saja berjalan lurus masuk gang pocong. Aku yang hendak menyeberang, refleks menghentikan langkah saat sebuah mobil melintas, yang disusul beberapa mobil di belakangnya, juga sepeda motor. Setelah benar-benar sepi, barulah aku menyeberang jalan, berlari kecil mengejar langkah Om Reyhan. "Ada apa dengan Om? Tahu