“Ada apa Anda menemui saya?” Perempuan di hadapan Diana justru menyeringai sinis. “Kamu itu persis Ibumu! Sombong! Kelakuannya juga sama, menjadikan pria kaya sebagai target! Cuma nasibmu aja yang lebih mujur dari Ibumu! Keluarga Bhadrika itu t***l luar biasa! Kok mau-maunya nerima perempuan seperti kamu jadi menantu mereka.” “Anda tidak berhak menilai saya!” “Kenapa saya tidak berhak? Abang saya sendiri hancur karena Ibumu! Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya! Bhadrika belum tau saja rencana busukmu, tapi saya paham, apalagi kamu mengandung, wah... mulus sekali rencanamu!” “Anda jauh-jauh menemui saya hanya untuk mengomentari pernikahan saya?” “Ga sekedar itu perempuan ga tau diri!” ujar Anyelir seraya menempeleng kepala Diana dengan jari telunjuknya. Perempuan itu lalu m

