“Maaf El, seharusnya sejak awal aku mengatakan tentang ini padamu. Tadinya aku tidak ingin ikut campur urusan rumah tanggamu, tapi lama-lama aku dibuat geregetan oleh kelakuan suami dan mertuamu.”
Elina diam terpaku menatap nanar foto-foto yang ditunjukan Freya. Tangannya gemetar, tampak jelas betapa dia terpukul rasa sakit akan pengkhianatan suaminya.
“Tega sekali mereka,” gumamnya dengan suara parau menahan tangis.
“Memangnya kamu tidak pernah ke kantornya?” tanya Freya.
“Aku jarang sekali ke sana, karena suamiku tidak suka kalau aku mengganggu kerjanya.” jawab Elina dengan wajah getirnya.
“Ya iyalah, kalau kamu kesana dia tidak akan bebas selingkuh dengan sekretarisnya.” celetuk Ibra yang membuat istrinya melotot.
Air mata terus mengalir di wajah terluka Elina. Lima tahun lebih di
