Siang itu mereka memenuhi undangan Bian dan Lovia yang merayakan ulang tahun anak perempuannya Keyra yang keenam. Dulu kalau sedang berkumpul pasti ramai gelak tawa dan kelakar konyol mereka, tapi sekarang lebih gaduh lagi karena ditambah riuh suara anak-anak. Bayangkan saja bagaimana rusuh dan ramainya saat ketiga belas anak-anak mereka berkumpul bermain jadi satu. Ada yang menangis karena berantem berebut mainan, ada yang menjerit saling berlarian dan mengejar, ada juga yang tertawa senang karena bisa bermain bersama. Namun, diantara hiruk pikuk mereka wajah cantik Key yang hari itu berulang tahun justru tampak terlihat masam. “Sumpah aku heran, apa lebihnya Dirga sampai anakku dari dulu selalu lengket ke dia?” dengus Bian kesal. “Dirga ganteng dan pandai mengambil hati, wajar saja a