Bab 38. Dia Yang Selalu Ada

1245 Kata

Hujan turu membahasi tubuh Kanaya yang masih tidak berdaya. Kakinya ingin bangkit tapi ia kembali terjatuh lagi. Malam itu benar-benar sangat kelabu bagi Kanaya. Ia ingin sekali berteriak tapi semua itu tidak berguna. Disaat Kanaya ingin menyerah, tiba-tiba saja ada sepasang sepatu yang berdiri didepannya. Disusul dengan naungan payung yang membuat hujan tak lagi membasahi tubuh Kanaya. "Bangunlah, Kanaya." Kanaya mengerutkan dahinya, ia sontak langsung mengangkat wajahnya saat mendengar suara yang sangat ia kenali itu. Beberapa saat kemudian wajahnya berubah kaget. "Dewa." Kanaya menyebut nama pria itu tanpa suara. "Bangunlah, sekarang bukan saatnya kamu menangis. Banyak hal yang perlu kita lakukan," ucap Dewa dengan wajah yang terkesan datar. "Nara!" Kanaya langsung teringat tentan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN