"Arrrrrggggggggg." Jelita berteriak kesal membanting bantal sofa yang ada di sampingnya ke sembarang arah. Juwita yang melihat kelakuan putrinya hanya bisa menghela napas. Ada apa lagi dengan Jelita? Semalam gadis itu mencak-mencak tidak jelas, mengatakan hal-hal yang menyebalkan lalu sekarang berteriak tidak wajar. "Mama ish ... kenapa harus ada matematika coba?" Rambut panjang Jelita sudah acak-acakan. Matanya menatap ponselnya dengan mata melotot. "Yah mana Mama tahu, Lit. Kamu pikir Mama yang buat itu Matematika ada." Jelita mendengus mendengar ucapan Mamanya. "Gua kutuk Lo jadi kodok." Umpat Jelita sebal pada ponsel di tangannya. Lalu kembali menarik batal lain untuk di jadikan sanggahan lengannya. Jelita kembali fokus pada ponselnya. Bibirnya berkumat-kamit menghitung angka