Arsen melihat tubuh gempal lelaki yang masih diikat di tiang. Di tangannya terdapat berkas yang sudah di stempel sidik jari lelaki tersebut. Arsen menyeringai lalu menyesap rokoknya perlahan dan menghembuskannya perlahan. “Kau sudah miskin sekarang Mr. Eduro. Orang miskin dan menyusahkan sepertimu, sudah tidak pantas untuk hidup. Mau mati dengan cara apa?” Tanyanya, melirik pada My Love yang membuka mulutnya. “My Love sayang. Kau kelaparan baby? Kau mau makan?” Tanyanya bernada manja dan penuh kasih sayang pada buaya yang menatap padanya. “Kau suka daging manusia yang sudah tua tidak? Kali ini aku akan memberikannya padamu, sayang. Tidak pada My Sweetie lagi.” Ucapnya manja dan mencium jarak jauh buayanya. Mr. Eduro menatap nyalang penuh ketakutan mendengar penuturan dari Arsen barusan