“Sayang, kau masih bisa untuk menyaksikan semuanya?” Tanya Arsen menggengam tangan Namira. Namira mengangguk, ia masih sanggup untuk melihat semuanya. Matanya menatap tajam pada Belinda yang masih saja bisa untuk mengumpat dan bersikap tidak tahu diri. “KALIAN PENJAHAT! KALIAN PEMBUNUH! KALIAN TIDAK PUNYA HATI!” Raungan dari Belinda menatap tajam pada semua yang ada di sana. Namira tersenyum lalu berdiri dan berjalan mendekati Belinda. Arsen memegang tangan Namira, mencoba untuk mencegah Namira untuk tidak mendekati wanita itu. Namira menggeleng dan melepaskan tangan suaminya perlahan. “Aku nggak papa. Cuman mau bicara saja pada Belinda.” Ucap Namira lembut, diangguki oleh Arsen. Namira berjongkok di depan Belinda yang tangan dan kakinya diikat. Lalu melihat wajah kumuh dan lusuh dari