Arsen menatap datar pada lelaki tua yang diikat ditiang di ruang bawah tanah mansion-nya. Senyumannya menyeringai. Tapi senyuman itu lebih terlihat sangat mematikan sekali untuk ditelusuri lebih dalam dan melihat bagaimana Arsen memainkan pisaunya dan mengayunkannya beberapa kali. Dan seolah akan melempar ke d**a lelaki tua itu. Namun ia selalu tertawa ketika lelaki tua itu berteriak dan menggeleng. “Kau tidak mau mati?” tanyanya, yang memang agak tidak waras untuk di dengar. Orang mana yang ingin mati. Dan mengakhiri hidupnya sendiri di tangan Arsen. Lelaki yang terlihat kejam dan psikopat, tidak segan untuk membunuh siapa saja yang memulai masalah dengannya. Atau dia sendiri yang mencari masalah tersebut. “Mr. Eduro, kau tahu. Aku tidak akan membunuhmu dulu. Karena berkas yang diur