Keesokan hari nya, Farzana di kejutkan denga. Pesan singkat beruntun dari sahabat. Dengab berlinang air mata Farzana mencoba menghubungi sahabatnya. “Ayo, Ci. Angkat telpon nya, kenapa gak dering sih?” Farzana mondar-mandir dengan menggigit tangan nya. “Sayang, kenapa?” Tatap Demian yang baru keluar dari toilet meraih ponsel dan mendekat kearah sang istri. Demian menghentikan langkahnya sejenak, dengan mata terbelalak lebar. Jantungnya berdegub kencang. Lalu ponselnya terjatuh membuat sang istri menoleh. “Kamu kenapa, Mas?” Farzana mendekat ke arah sang suami yang hampir jatuh, dan menangkapnya dengan tubuh mungil nya lalu memapah sang suami menuju ranjang. Farzana beranjak mengambil minum dan memberikan kepada sang suami. “Minum, Mas…kamu kecapek an ya?” Tanya Farzana menatap ke arah

