“Mbok…mas Demian tadi kemana ya? Perasaan masih pakai baju tidur deh….” Farzana menggaruk kepalanya ketika menuruni tangga menatap ke arah asisten pribadi nya. “Ehmm…Tuan tadi di panggil ke rumah sakit, Nona. Tuan besar manggil. Mau sarapan apa, Non? Biar mbok buatin…” “Hemm…padahal aku pengen sarapan pagi bareng mas Demian, tapi ya gimanalah. Mas Demian sudah berangkat…trus aku gimana dong?” “Nona nanti berangkat sama aspri nya tuan Demian. Tadi sudah di pesan sama taun Demian. Jadi, Nona ndak usah kawatir soal berangkat ke kampus…” ucap si mbok Ijah lancar karena sudah di beri tahu oleh Dirgantara. “Oalahh. Yasudah, deh, Mbok kalau begitu. saya pasrah sajalah, mau gimana…” keluh Farzana yang tak berminat lagi sarapan. “Non…ayo sarapan dulu, si mbok masak menu banyak loh…mubazir bang

