Sepanjang perjalanan mengantar Amaya, tidak banyak kata yang keluar dari bibir wanita itu. Ia sibuk menunduk sambil memilin ujung bajunya. Entah apa yang dia pikirkan? Padahal dia sudah aman bersama Respati. Respati menduga, Amaya tengah cemas dan takut dimarahi oleh bosnya karena insiden ini menyebabkan motor baret-baret, sayuran sempat tercecer di aspal dan kemudian saat dipungut pun bercampur menjadi satu. Entah masih layak dimasak atau tidak? Yang jelas, Amaya lebih memikirkan itu semua daripada kondisi tubuhnya sendiri. Mengetahui hal itu Respati merasa sedih. Turut merasakan apa yang Amaya rasakan. Hatinya seperti sudah terkoneksi dengan Amaya. Sehingga perasaan seperti apapun akan tersampaikan juga padanya. Setibanya di rumah makan, Amaya turun dari mobil dengan dibantu berj