“Gimana?!” Anya memutar tubuhnya, menunjukan gaun tidur ke-2 yang ibu mertuanya beli untuknya. Ia sibuk berlenggok, menampilkan setiap sisi dirinya sebelum berpose layaknya model internasional. “Rose gold keliatan bagus kan dibadan aku?!” Kamarudin memijat pangkal hidungnya. God Damn! Andaikan dirinya boleh jujur, Anya adalah bentuk keindahan. Proporsi tubuhnya begitu sempurna. Lekukannya mengandung maha karya yang membuat kepalanya bertambah pening. “Sudah malam, Anya. Besok lagi saja coba-cobanya. Kamu memerlukan istirahat setelah seharian beraktivitas.” Bibir Anya mencebik. “Beberapa lagi nggak akan bikin aku capek,” tuturnya bersikeras ingin mencoba semuanya. Ia menghargai pemberian ibu Kamarudin. Perempuan itu memintanya dan hal tersebut bukanlah perkara yang sulit untuk dikabulk