“Babe, are you okay? Mana yang sakit?” Andai saja sanggup, Anya ingin menyumpal mulut Kamarudin. At least kalau tidak bisa, tangannya ingin menguncir moncong suaminya. Sayangnya untuk menggerakkan anggota tubuhnya saja, Anya tak mampu. Seluruh tulangnya dihantam rasa nyeri yang tak berkesudahan. Punggungnya sakit, perutnya mulas dan kejamnya, pria itu justru menambahkan sakit pada kedua lubang telinganya. “Please, jangan diam aja, Babe. Say something. Saya takut.” “Wif..” “Shut your f*****g mouth, Din! I swear, it hurts! Jadi jangan bikin aku nambah emosi!” Hardik Anya. Napasnya terdengar tak beraturan, seolah berpacu dengan rasa sakit yang hilang timbul menyerang tubuhnya. Suami yang mencintai istrinya itu tutup mulut. Ia tak berani lagi mengganggu Anya. Kekhawatirannya ia pendam se
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari