"ouch...hhh.. .." suara rintihan Gia membuat Arsya yang sedang fokus pada ponselnya menoleh kemudian beranjak dari duduknya dan mendekati Gia yang masih terbaring di brankar, Arsya melihat mata Gia masih terpejam tapi expresi wajahnya sangat kesakitan, ia menekan bel untuk memanggil perawat atau dokter piket. Tak berapa lama seorang dokter piket masuk ke dalam ruang rawat Gia. "Pasien kenapa pak?" "Dia tadi merintih kesakitan dokter, apa akan buruk nantinya?" Tanya Arsya penuh kekhawatiran. "Sebentar, biar saya periksa dulu," dokter memeriksa tanda tanda vital Gia. "Tidak apa apa, wajar pasien kesakitan karena memang lambungnya masih rentan dan masih dalam proses pengobatan. Nanti makanannya tolong diberikan lalu obatnya diminum biar nyeri di perutnya berkurang," ucap dokter. "Baik