Arhan menepati janjinya untuk membawa Zahra untuk pergi ke makam Meisya. Keduanya kompak memakai pakaian serba hitam. Arhan menggenggam tangan Zahra dengan erat. Biasanya saat mereka berkunjung Arhan tak pernah menggenggam tangan Zahra, namun kini Arhan dengan berani menggenggam tangan istrinya itu. Saat sampai Zahra menyiram air lalu disusul dengan bunga. Lalu keduanya berlutut di dekat batu nisan milik Meisya. Arhan mengusap punggung Zahra dari belakang karena sudah mendengar Zahra menangis terisak. Namun Zahra tak mengatakan apa-apa. Setelah beberapa saat terdiam Zahra akhirnya mulai bicara. “Gue kangen sama lo Mei,” kata Zahra. “Maaf kalau baru sempat datang. Gue datang sama Mas Arhan, kalau kita mau bertahan untuk bersama karena saling mencintai lo marah nggak? Kalau gue mau selaman