79. Kebohongan Tanpa Alasan

1447 Kata

“Udah Kak, jangan terlalu lama nangisnya. Kita balik yuk udah sore,” ajak Aska. Saat ini Zahra dan Aska sedang berada dimakam Meisya. Aska menawarkan diri untuk menemani Zahra. Aska tak mau membiarkan Zahra pergi sendirian karena takut sesuatu terjadi jika Zahra pergi sendirian dengan keadaan yang masih belum baik. “Terlalu lama ya?” tanya Zahra dengan tertawa kecil sambil mengusap air matanya. “Kangen banget sama Meisya, andai aja dia disini kayaknya nggak perlu melalui hal sesakit ini. Gimana waktu Meisya tahu tentang Mas Arhan ya? Pasti dia hancur banget, tapi dia masih bisa bertahan dan mau maafin Mas Arhan. Kenapa ya? Bahkan Meisya nyimpan semuanya sendiri, nggak ada yang tahu tentang itu. Meisya kenapa bisa sehebat itu? Aku nggak ada apa-apanya dibandingkan Meisya,” kata Zahra masi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN