Perasaan curiga yang sejak siang tadi siang menggelayuti pikiran, akhirnya terjawab sudah. Hanya dengan sederet kata pamungkas yang baru saja dikatakan oleh Sharga, dunia yang tengah ditempati oleh Arista seketika runtuh … hancur tak bersisa. Rasanya … bagai tersambar petir di siang hari, hingga kaki pun seakan tak berpijak, dan udara di sekitar menghilang begitu saja. “J-jadi … kecurigaan aku bener, Ga?” tanya Arista terbata-bata. Sharga yang sudah kembali berdiri, saling berhadapan dengan Arista, menganggukkan kepala. “Maaf.” “Jadi … diamnya kamu, karena menyembunyikan rahasia sebesar ini?” tanya Arista lagi. Untuk saat ini, yang bisa Sharga lakukan hanya menganggukkan kepala, sembari menatap nanar pada wanita di hadapannya itu. Sharga tahu, sebesar apa kekecewaan yang tengah dira