“Hai, Dokter Abyas.” Suara seorang wanita yang terdengar tidak begitu asing, tiba-tiba saja menyapa indera pendengaran Abyas yang tengah fokus memeriksa berkas pasien di meja kerjanya. Pria tampan bersneli itu seketika menoleh ke arah asal suara, lalu tersenyum, kala sosok wanita cantik yang sebelumnya pernah dia cintai tanpa balas, kini tengah berdiri di ambang pintu. “Hai, Senja. Ayo masuk!” jawab Abyas, sembari mempersilakan. “Kok sendirian? Ke mana Dokter Sharga?” tanyanya, ketika dia tidak melihat sosok Sharga di sekitar Senja. Setelah mendapat izin, wanita berparas cantik dengan seulas senyum yang tak pudar sedikitpun dari wajahnya, begitu riang membuka lebih lebar pintu ruangan tersebut, melangkahkan kaki melewati ambang pintu, lalu menutupnya kembali. Tanpa perasaan ragu, ia