Suara kicau burung silih bersahutan mulai terdengar dari luar jendela, menemani tetes air di pagi hari, yang berjatuhan dari dedaunan, sisa hujan yang cukup deras saat dini hari tadi. Beruntung, pagi ini, sang piringan baskara tidak sungkan untuk menampakkan kehangatan, walau harus membias melewati awan kelabu tipis yang menghalangi pancarannya. Perlahan, kelopak mata Senja mulai membuka, lalu menggeliat pelan. Tetapi, gerakannya seketika terhenti, saat ia menyadari ada sesuatu yang dirasa cukup janggal tengah melingkar pada pinggang, hingga bagian perut. Berkali-kali gadis itu mengerjapkan mata. Berusaha memfokuskan pandangan dan pikiran. Takut-takut, kalau semua ini hanya mimpi semata, karena rasa cemas berlebih atas keberadaan Sharga di atas ranjang yang sama, sejak semalam. Namun,