Seorang pria tampan, mengenakan kaus putih polos berpadu celana jeans hitam, terlihat berjalan mondar-mandir di boarding lounge, dengan raut wajah khawatir, menunggu waktu keberangkatan tiba, sembari sibuk menghubungi seseorang melalui ponselnya. Entah sudah kali ke berapa, panggilan tersebut diabaikan. Dan, entah sudah kali ke berapa juga, pria itu mengembuskan napas kesal, karena orang yang dia harapkan bisa segera dihubungi, masih belum juga menerima panggilannya. Ia benar-benar sudah bingung, harus melakukan hal apa lagi agar hatinya bisa lebih tenang. Susah payah dia berbohong pada Alfarezi agar mendapatkan nomor telepon pria ini. Jika sampai tidak ada hasil, dosa yang sudah dia buat karena berbohong, seakan sia-sia. Hingga tepat saat panggilan akan kembali terputus, suara bariton