“Hai, Bro. Kamu ke mana aja nggak pernah ketemu.” Seorang pria tampan menjabat tangan Ghani. “Nggak ke mana-mana. Di sini saja,” jawab Ghani. “Vilamu ternyata cukup nyaman,” sambungnya. Pria yang bernama Ken itu hanya terkekeh. Ya, vila yang ditempati Ghani dulunya milik Ken, teman kuliahnya dulu. Namun Ghani segera membelinya karena kedua anaknya yang merengek ingin ke Malang. Ghani bahkan mengancam akan mempersulit perusahaan teknologi milik Ken yang ingin meluaskan jaringan hingga ke Jepang jika dia tidak mendapatkan vila ini. Ghani mengajaknya duduk di ruang baca, saling berhadapan dengan meja kecil di antara mereka. “Tidak usah dipikirkan. Vilaku juga sedang menganggur kok. Aku tidak pernah memakainya,” jawab Ken dengan nada sinis. “Tapi serius, Ghani. Kemarin kamu ke mana? Bukan