Sebuah rumah di perumahan kelas menengah menjadi pilihan Sandra untuk kembali menata hidup di Jakarta. Rumah dengan empat kamar tidur, ruang tamu, keluarga, dapur dan bar stool. Juga ada garasi dan halaman di depan dan belakang. Sandra sengaja memilih rumah daripada apartemen karena tidak ingin anak-anaknya terkekang dan tidak mengenal lingkungan. Sandra sengaja tidak ingin membeli rumah yang terlampau besar. Sejak tinggal berdua dengan Mbok Darmi, dia jadi terbiasa rumah sederhana dan sedikit orang. Sandra juga membeli rumah itu komplit dengan perabotnya sekalian. Jadi saat tiba, mereka bertiga langsung bisa menempatinya. Saat taksi yang ditumpangi berhenti di depan sebuah rumah, Sarah dan Sean segera berhambur masuk begitu turun. “Kids, jangan berlarian!!” teriak Sandra dari samping ta