"Sean, jangan berlari! Apa kau ingin jatuh lagi??” Suara Sarah membelah koridor kelas, membuat beberapa anak menoleh padanya. Namun Sarah tidak peduli. Dia lebih memedulikan keselamatan adiknya. Kalau Sean sakit lagi, apa yang harus dilakukannya? Meskipun dia mempunyai Bu Sri dan juga nomor ponsel Dokter Eli, tapitetap saja tidak akan sama tanpa mommy mereka. Sudah empat hari Sean danSarah ditinggal mommy mereka. Dan yah, mereka sangat merindukan mommy. Sean memelankan langkahnya, menjejeri kakaknya. Dia memahami kekhawatiran kakaknya itu, tapi Sean merasa Sarah terlalu lambat. “Kakimu kenapa sih? Jalanmu sangat lambat. Aku ingin cepat-cepat pulang,” gerutu Sean. “Ck! Jangan berpikir aku tidak tahu kalau kau ingin mencari perhatian Maria.” Sarah memutar bola matanya. Sean tidak berkuti