“Lepasin, Raksa!” Elaknya dengan wajah masih enggan menatap ke arah sang suami. Pokoknya dia kesal dengan kabar terbaru yang tadi dia dengar langsung dari sang suami. Bahwa sang suami sedang mencari segala upaya untuk bisa menjemput kekasihnya yang baru kembali ke Indonesia. ”Kenapa? Kau tak ingin aku sentuh lagi? Bukankah kau yang mengemis padaku kemarin?” Ejek Raksa menatap sang istri. ”Itu kemarin. Semua berubah hari ini.” Marsha mencoba melepaskan cengkeram tangan sang suami dari bahunya. Tapi, dia gagal. Kini sang suami justru semakin merapatkan tvbuhnya. ”Kau pikir, kau bisa memilih? Yang boleh memilih hanya aku. Dan kau hanya bisa menerima dan menikmati semua yang sudah aku berikan padamu, paham?!” Raksa meraih dagu sang istri dan menatapnya sinis. Marsha hanya bisa menelan ludah

