Pagi ini, suasana tegang di ruang meeting, tampak semua karyawan duduk di sana dengan tenang, termasuk Marsha dan Nadia. Mereka menunggu pemilik perusahaan yang baru untuk memimpin rapat. Sedangkan Jasmine yang biasanya ramah menyapa Marsha dan tidak pernah terlintas di benaknya sama sekali untuk memusuhi Marsha. Tapi, kali ini, dia paling muak dengan Marsha. Ingin rasanya dia membunuh wanita itu. Bahkan tadi ketika berpapasan dengan Marsha, Jasmine memilih membuang muka.
”Astagaa….berarti selama ini, Raksa membeli saham itu demi istrinya? Sialan! Kenapa aku tidak menyadari sama sekali dengan permainannya? Bahkan Raksa…akhhh!” Jasmine berjalan mondar-mandir di dalam ruangan kerjanya. Dia enggan bergabung dengan cepat masuk ke dalam ruangan meeting seperti biasa. Dia beralasan bahwa ada k
