Malam itu, kembali ibunda Raksa membujuk puteri Runafos yang telah menyelamatkan puteranya untuk tidak lagi berharap dengan sang putera mereka duduk di kamar sang ibu dengan memandang ke arah jendela yang memperlihatkan kesunyian malam yang hanya di temani oleh kerlap-kerlip cahaya lampu taman. “Jangan menunggu sesuatu hal yang tak pasti, nak Runa. Masa depanmu masih panjang. Apalagi kau adalah wanita yang cantik dan sangat pintar. Kau juga bukan sembarangan wanita. Jangan siksa dirimu dengan ego, Nak. Ibu tahu hatimu untuk Raksa. Tapi, kamu lihat sendiri betapa Raksa tidak bisa hidup tanpa istrinya. Mau sampai kapan kamu menunggu dan bersabar menunggu keajaiban? Bukankah itu mustahil, Nak?” Tanya sang ibu Raksa menatap ke arah puteri Runafos dengan teduh. Dia tidak bisa bersikap kasar pa

