Tia sudah sampai di apartemennya. Baru saja dia masuk ke dalam, dan menutup pintunya, tapi pintunya tertahan oleh seseorang. Tia tahu siapa yang menahan pintu apartemennya itu. “Mau apa lagi, Pak Andrew?!” Tia berusaha mendorong pintunya dengan kuat untuk menutupnya, namun sayangnya tia tidak mampu menahan dorongan Andrew yang kuat. Tubuh Tia terpental, tersungkur ke bawah karena Andrew terus memaksa masuk ke dalam. Andrew masuk dan mengunci pintu. Tia beringsut menjauh dari Andrew. Wajahnya pucat, dia sangat takut kalau Andrew benar-benar akan melakukannya karena sampai detik ini dia belum bisa melaksanakan apa yang Andrew perintahkan. Andrew berjongkok di depan Tia. Memegang dagu Tia, mengangkat wajahnya supaya menatap dirinya. Andrew menyeringai, tangan satunya mengussap lembut pipi

