CHAPTER-31. BAD NEWS. “Brady…” “Brady…” “Brady…” Suara-suara itu terus terngiang di benak Brady. Anehnya, meski diulang-ulang Brady sama sekali tidak merasa bosan. Sebaliknya, dia justru senang karena masih diberi kesempatan untuk mendengarkan suara itu. Brady rela menghabiskan sisa hidupnya dengan suara merdu itu. Setiap pagi saat bangun dan malam sebelum kembali ke ranjang. Andai semua itu bisa menjadi kenyataan, Brady bersumpah tidak akan menyakiti pemilik suara itu. Sayang, semua ini hanyalah ilusi karena saat pertama kali ia membuka mata, tidak ada Midnight di sana. Tidak ada gadis yang selama ini menghuni pikirannya. Brady hancur tapi dia tidak lagi punya pilihan. Sudah terlalu terlambat untuk menemukan Midnight dan membawa gadis itu kembali ke pelukannya. “Kau sudah bangun?” ti