“Kamu mau minum apa?” Noa menoleh, melihat kemunculan Shaga yang tiba-tiba. Perasaannya semakin gugup, membayangkan jika dugaannya benar. Sosok laki-laki ini adalah orang yang tidak asing di dalam hidupnya. Tetapi, Noa juga tidak tahu apa yang akan terjadi saat Shaga memberikan penjelasan kepadanya. Tangan Noa terulur, mengusap lembut wajah Shaga. Seperti mencari sesuatu yang lama hilang dan memastikan jika sudah menemukannya. Banyak yang sudah berubah dari laki-laki di hadapannya. Segala penyesalan muncul, mengapa ia tidak mengenali Shaga. Setelah beberapa saat, Noa menarik tangannya dengan detak jantung kian tidak menentu. “Noa, kenapa bengong? Ada apa?” tanya Shaga heran. “Noel. Shaga Noel Keizaro. Benar?” tanya Noa dengan raut wajah tegang. Sontak pertanyaan itu mengubah tatapan s