Arumi benar-benar melaksanakan ucapannya. Gadis itu nggak hanya berbicara omong kosong semata. Entah sudah berapa toko pakaian yang ia masuki bersama Kezia, tetapi belum ada satu pun gaun yang dapat memikat hati gadis itu sampai-sampai Kezia harus menggelengkan kepalanya karena sikap perfeksionis sahabatnya itu. "Mi, udahlah. Ini sebenarnya lo yang mau ke kondangan apa gue, sih?" gerutu Kezia yang tangannya kini sedang ditarik oleh Arumi untuk memasuki toko baju yang kesembilan sepertinya. "Ya, ampun ... capek gue keliling-keliling mal ini, Mi," lanjut wanita muda itu menambahkan, masih dengan nada menggerutu yang kentara di dalam suaranya. "Udah, lo ikutin gue aja, Kez. Jangan banyak protes!" balas Arumi berdecak. "Atau lo mau sekalian gue beliin lingerie juga buat mengulang memori mala