"Mama barusan nanya ke aku, mastiin sekali lagi ke kita apa benar kamu maunya resepsi pernikahan kita digelar setelah kamu melahirkan? Kamu nggak mau Reen resepsinya sekalian saja barengan kita nglegalin pernikahan kita? Walaupun mepet, tapi Mama yakin semuanya bakal keburu kok, tahu sendiri kan kalau Mama itu saudaranya Bandung Bandawasa yang bisa bikin segala hal dalam waktu semalam."
Sedari tadi aku sibuk melihat-lihat bahan-bahan dapur, melongok bumbu dan barang-barang yang hendak aku beli untuk mengisi dapurku sementara Kak Andika sibuk dengan ponselnya dan seorang diujung telepon sana yang ternyata itu adalah Mama mertua.
Sama seperti Shireen dulu yang selalu acuh dengan ponsel Kak Andika dan siapa-siapa yang dihubunginya, saat memasuki supermarket tadi pun aku membiarkan Kak Andik
