An duduk di meja kerjanya mengerjakan berkas yang dikirim dari Polrestabes Surabaya. Kasus kriminal yang sedang marak di Surabaya, terutama wilayah Surabaya barat area kerja kejaksaannya.
Kepala kejaksaan se kota Surabaya sedang rapat koordinasi di kejaksaan Negeri Surabaya barat, itu dilakukan setiap sebulan sekali guna meningkatkan kinerja.
"Ibu Anindya....?"
"Iya ada apa pak Parmin"
Seorang OB memasuki ruangan An
"Di panggil ke ruangan kepala kejaksaan Bu"
"Ada apa ya pak?"
"Saya kurang tau Bu"
"Ya sudah saya kesana sekarang"
An beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ruangan kepala kejaksaan. Sesampainya di depan ruangan kepala kejaksaan
Tok...tok....tok An mengetuk pintu
"Masuk....." Jawaban dari dalam Membuat An memutar gagang pintu dan membukanya. Dilihatnya ada 4 orang di ruang kepala kejaksaan yaitu bapak Iman yaitu atasannya juga 3 orang lain yang tidak dikenalnya.
"Pak iman memanggil saya?"
"Ah iya Anindya, ini pak Hisyam kepala kejaksaan Surabaya Selatan ingin menemuimu"
Anindya melihat seorang pria yang masih kelihatan muda walau sudah menjadi kepala kejaksaan.
"Hallo, saya Hisyam anda yang bernama Anindya?"
"Iya benar pak, apa ada yang bisa saya bantu pak Hisyam?"
"Oh tidak, saya hanya mau mengucapkan terimakasih karena telah menolong Raya kemarin"
"Oh bapak suaminya mbak Karin.....eh maksud saya Bu Karin"
"Ndak usah terlalu formal dengan istri saya."
"Emmmmm iya pak, sama sama."
"Oh ya man, Anindya ini karyawan bagian apa? Baru ya?" Tanya Hisyam pada pak iman
"Dia bukan karyawan Syam, tapi dia jaksa muda disini, baru 1 bulan tugas disini. Sebelumnya dia tugas di Denpasar"
"Wah masih muda sudah jadi jaksa, bukannya umurnya masih 24 ya man?"
"Ngawur kamu, mukanya emang masih muda tapi umurnya udah 27 Syam, dia lulusan Aussie loh"
"Hebat kamu, senang bisa kenal anak muda yang sudah punya karir bagus"
"Sama sama pak saya juga senang bisa kenal papanya si kembar"
"Oh ya, sebagai ucapan terimakasih, weekend saya undang kamu makan siang di rumah saya"
"Nggak usah repot-repot pak Hisyam"
"Nggak repot kok, katanya si kembar seneng maen bareng kamu, padahal mereka itu paling susah dekat dengan orang baru."
"Ya sudah pak saya akan datang. Sekarang saya permisi pak"
Anindya keluar ruangan kepala kejaksaan
"Anindya......?"
An yang sedang fokus pada layar laptop miliknya menoleh pada seseorang di depan pintu ruangannya yang ia biarkan terbuka, dilihatnya pak Iman, kepala kejaksaan berada
"Loh pak Iman kok kesini? Kalau ada perlu biar saya yang keruangan bapak" ucap An
"Tidak apa apa, saya ada dinas luar hari ini ada berkas yang akan dikirim dari polwiltabes, tolong kamu terima. Biar nanti dia ku suruh langsung ke ruanganmu"
"Baik pak"
Pak Iman melangkah pergi dan An kembali fokus pada pekerjaannya. Ia rasakan. Matanya berat dan mengantuk, ia putuskan membuat kopi ke pantry belakang, ia berdiri dan beranjak dari kursi kerjanya.
Oooo----oooO
Kaindra POV
Hari ini ada beberapa berkas yang harus dikirim ke kejaksaan negeri Surabaya barat dan semua anak buahku sedang mengerjakan tugas masing masing yang tidak bisa aku sela untuk mengantarkan berkas ini, jadilah kini aku berada di jalanan Surabaya dengan Jeep Rubicon milikku untuk mengantarkan berkas itu. Saat kuhubungi kepala kejaksaan pak Iman untuk memberitahu kalau aku menuju kesana untuk antar berkas, beliau menyatakan sedang dinas luar jadi aku diminta memberikannya pada bawahannya seorang jaksa muda dan diminta langsung ke ruangan jaksa Tersebut.
Tak lama aku pun sampai di tempat tujuanku, aku segera masuk ke gedung kantor kejaksaan dan mencari ruangan ibu Anindya Alyssa putri seperti instruksi pak Iman. Kulangkahkan kakiku di lorong gedung ini dan akhirnya aku melihat pintu setengah terbuka yang terdapat tulisan Anindya Alyssa Putri M.H pasti ini yang dimaksud pak Iman, kuketuk pintu itu beberapa kali.
"Iya masuk......" Kudengar jawaban dari dalam, aku pun masuk dan kulihat seorang wanita sedang berdiri membelakangiku.
"Ibu Anindya Alyssa Putri??" Tanyaku
"Iya..."
Deg jantungku berdegup kencang saat melihat siapa yang ada di depanku, seorang gadis yang dulu pernah aku kenal saat melakukan penyamaran
"An.............?"
"Kai............"
Hanya itu ucapan yang keluar dari kami, selanjutnya kami hanya saling menatap dan hanyut dalam fikiran masing-masing.
"Ehem.....duduk Kai" An memulai pembicaraan
"Eh iya, Makasih" aku duduk di kursi depan meja kerjanya, aku ingin bertanya tapi lidahku terasa kelu.
"Ada yang bisa aku bantu?" tanyanya, ia memakai bahasa formal padaku
"Iya, aku mau antar berkas dari polwiltabes. Sebenarnya aku sudah janjian dengan pak Iman tapi dia ada dinas luar dan aku diminta memberikan padamu" An mengangguk angguk mengerti, aku serahkan berkas yang aku bawa padanya. An membuka dan memeriksanya
"An............." Panggilku padanya, ia menghentikan kegiatannya dan menoleh padaku
"Kamu selama ini kemana? Waktu itu aku datang ke rumahmu dan mbak Rina bilang kalau kamu Aussie" tanyaku
"Iya, aku pindah kuliah di Aussie waktu itu sekalian aku juga tinggal sama mommy and Daddy aku" jawab An sambil melanjutkan memeriksa berkas itu
"Kamu masih marah sama aku?"
Ia menatapku
"Enggak Kai, waktu itu aku hanya sedih aja Tante Mira bisa melakukan hal itu. Dan aku lampiaskan pada kamu. Aku minta maaf ya Kai"
Aku lega mendengar jawaban An yang membuat hatiku menjadi ringan.
"Its okay An, aku faham kok perasaan kamu. Jadi kita berteman?" Tanyaku sambil kuulurkan tanganku padanya, ia menjabat tanganku dan tersenyum
"Teman" ucapnya
"Jadi setelah dari Aussie kamu jadi jaksa disini An?"
"Enggak Kai, aku jadi jaksa di Denpasar selama 6 bulan terus baru pindah ke Surabaya sebulan yang lalu" jawabnya.
"Kalau gitu, aku balik ke polwiltabes dulu ya An, oh ya nomer kamu masih sama kan?" Tanyaku
"Iya masih sama Kai, memangnya kamu masih simpan nomorku?" Tanyanya menyelidik
"Iya masih ada, belum kuhapus" jawabku. Aku melangkah keluar ruangan An dan keluar gedung kantor kejaksaan dengan perasaan lega tanpa beban, beban yang ku pikul saat An menyalahkan aku saat Tante Mira tertangkap kini telah menguap pergi
Kulangkahkan kakiku dengan ringan menuju tempat parkir. Kulajukan mobilku kembali ke polwiltabes dan kembali ke rutinitas ku.
An POV
Aku bertemu kembali dengannya setelah 3 tahun yang lalu aku marah besar padanya saat menangkap Tante Mira karena kasus n*****a. Sebenarnya aku salah terus menyalahkan Kaindra atas peristiwa itu karena itu pure bukan salahnya, sudah menjadi tugas dan kewajibannya menangkap penjahat dan bandar n*****a. Hatiku berdebar saat pertama kali melihatnya di depan pintu ruang kerjaku, tatapan matanya membuat tubuhku kaku tak bergerak untuk beberapa lama. Aku duduk di kursi kerjaku, terlintas di benakku saat kebersamaan kami 3 tahun lalu walau tidak lama tapi cukup membekas di hati dan fikiranku. Aaaahhhh apa yang aku pikirkan, aku memukul kepalaku. Waktu tiga tahun bukan waktu yang sebentar bisa saja ia sudah menikah dan punya anak, sungguh nggak baik mikirin suami orang. Secara body dan wajah Kaindra itu di atas rata-rata nggak mungkin juga masih single minimal pasti udah punya pacar.
Kulanjutkan pekerjaanku dan memeriksa berkas dari Kaindra tadi.
Oooo----oooO
Author POV
Minggu pagi An bersiap menuju rumah Karin dan Hisyam untuk memenuhi undangan makan siang dari Hisyam, ia memakai pakaian santai celana bahan warna khaki, kaos lengan panjang warna abu-abu, tas selempang warna senada dengan atasannya serta flat shoes warna hitam. Ia memilih menggunakan transportasi umum dari pada membawa mobil sendiri karena malas menyetir dan terjebak macet. Ia naik taksi menuju rumah Karin. Tak lama ia pun sampai. An turun dari taksi dilihatnya ada 1 mobil Jeep di halaman depan rumah Karin, ia lewati mobil tersebut dan menuju pintu masuk, ditekannya bel yang ada di samping pintu
Ting tong ting tong
An mendengar ada langkah kaki mendekat dan bunyi pintu terbuka, An membelalakkan mata melihat siapa yang ada di depannya, wajah tampan dan body atletis
"Kai........??"
"An......kamu disini?"
"Ah iya pak Hisyam undang aku makan siang"
"Oh, ya udah yuk masuk"
Kaindra mengajak An masuk ke dalam, keduanya melangkah beriringan
"Kamu di undang makan siang juga?" Tanya An pada Kai
"Nggak, ini rumah kakak aku, istri mas Hisyam itu kakak aku"
"Oh mbak Karin kakak kamu?" Tanya An
"Hemmmm.....tunggu, kok kamu kenal mbak Karin?"
Sebelum An menjawab Karin turun dari lantai 2
"An, udah Dateng kamu, masih pagi An aku belum prepare nih"
An dan Karin cipika cipiki membuat Kaindra memandang heran
"Nggak apa apa mbak, aku mau maen Ama si kembar dulu, boleh kan?"
"Boleh dong mereka pasti seneng, mereka masih di kamar, kamu kesana aja. Oh ya tunggu An, kenalin dulu nih adik aku Kaindra"
"Udah kenal mbak" jawab Kaindra
"Kok bisa? Ah iya kan polwiltabes Ama kejaksaan berhubungan jadi nggak heran kalau kalian saling kenal"
An melangkah menaiki tangga menuju kamar Raya dan Riya. Kaindra memandang An lalu memandang Karin dengan wajah penasaran.
"Mbak Karin sejak kapan kenal An?" Selidik Kaindra
"Nanti ku jelasin, kamu kenapa manggil dia kayak gitu, kayak udah lama kenal?" Ucap Karin
"Nanti aku jelasin" balas Kaindra
"Ih dasar ikut ikutan" ucap Karin sambil memukul lengan Kaindra