62. Rumah Rasa

1529 Kata

Nathania menatap jalanan menuju cafenya dengan wajah cemas, hingga kedatangan Avia dan Dirga membuat rasa cemasnya sirna seketika. “Aku pikir kalian enggak akan hadir,” ucap Nathania. “Enggak mungkin juga kita enggak hadir, kita kan investor utama,” racau Avia membuat Nathania tersenyum lebar, dia tahu Avia hanya ingin menghiburnya. Nathania mengenggam tangan Avia untuk memasuki tempat yang akan menjadi rumah kedua baginya. Sore itu senja tampak seperti lukisan di langit, pantulan berwarna jingga keemasan memberikan semburat yang begitu indah, menyilaukan namun juga menenangkan. Cahaya berpendar orange itu menyelinap lembut di antara rimbunnya dedaunan yang menghiasi setiap sudut bangunan bergaya tropis modern itu. Udara terasa sejuk dengan semilir angin membelai bunga-bunga gantung y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN