"Bagaimana bisa kita menggabungkan mama Kevin, Andrew, dan Bastian padanya?" Mata Daniel menatap putranya dengan iba. Bayi mungil itu sedang terlelap dalam kasur bayi. Wajah lucunya begitu mendamaikan. Kulitnya bersih dan memiliki rambut ikal seperti ayahnya. Melani melirik suaminya, lalu menggelengkan kepalanya. "Urusan nama saja sepertinya lebih sulit daripada urusan kantor. Lihatlah wajahmu! Sangat tegang dan kusut," ucapnya sambil terus membereskan barang-barangnya. Sebentar lagi,dia akan diijinkan pulang. "Kamu tidak mengerti." Daniel tampak kesal. Pria itu menoleh pada istrinya, lalu mendekat. Bukan untuk membantu sang istri bersiap, tapi hanya duduk termenung. "Bagaimana mungkin aku tidak mengerti? Aku membawanya selama sembilan bulan di perutku." Melani mendengkus. "Maksudk

