Orang-orang, yang berada di dalam gedung itu, berbondong-bondong keluar dari gedung. Dari salah satu jendela, terlihat api mulai membesar. Kepulan asap hitam juga mulai keluar dari sana. Andin, yang saat ini sedang menenangkan dirinya, pasca berlari setelah mendengar ledakan tersebut, berpikir dengan sangat keras sambil memperhatikan jendela tersebut. Sepertinya, ia telah melupakan sesuatu yang sangat penting. "Loh, Mbak Andin cuma sendiri aja? Ga sama mbak Ciara." Mata Andin seketika membulat, saat Lukas mengucapkan kalimat tadi. "Astaghfirullaah. Mbak Cia di mana, ya?" Mata Andin menjelajah ke sekeliling. Berusaha mencari keberadaan Ciara, di antara kerumunan orang-orang di sekitarnya. "Tadi Mbak Andin turun sama mbak Ciara, kan?" Lukas memegang kedua bahu Andin, dan meminta wanita