"Apa pria itu berpikir diriku ini sebuah jeruk? Atau alpukat? Yang bisa dia kupas semaunya?" Aryana menggumam sendiri sambil berdiri memunggungi Rendi. "Apa kamu tidak bisa membedakan antara air biasa dengan minuman keras?" Tanya Rendi pada Aryana, pria itu sudah memakai seluruh pakaiannya kembali. Aryana menggelengkan kepalanya sambil meringis memamerkan gigi putihnya. "Ya sudah ayo ikut aku." Ajak Rendi sambil mendahuluinya keluar dari dalam ruangan kerjanya. "Kemana?" Tanya Aryana sambil menyambar tasnya lalu berlari kecil mengikutinya dari belakang punggungnya. "Kemana menurutmu?" Sahutnya tanpa menatap wajah gadis itu. Aryana merasa Rendi berubah menjadi sedikit cuek, pikirnya mungkin karena dia selalu tertimpa sial saat sedang bersama dengan dirinya. Jadi Aryana juga tidak pe