Setelah memastikan kalau pintu kamarnya terkunci, dengan langkah gontai, Devina pergi menuju kamar mandi. Penampilannya saat ini sangat berantakan, jadi Devina akan langsung pergi mandi. Devina melepas satu-persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin besar yang ada di hadapannya. Begitu seluruh pakaiannya terlepas, fokus kedua mata Devina sepenuhnya tertuju pada perutnya yang masih terlihat rata. Dengan kedua tangan yang bergetar hebat, Devina membelai perutnya, di mana kini di dalam perutnya ada janin yang sedang tumbuh, darah dagingnya dan Dean. "Sekarang apa yang harus Mommy lakukan untuk kamu, Sayang?" gumamnya dengan raut wajah sendu. "Apa Mommy harus menggugurkan kamu? Atau justru mempertahankan kamu, Nak?" tanyanya lirih. Sebelumnya