Catherine terlihat duduk berhadapan bersama Sherin di sebuah kantin yang berada di dalam lingkungan rumah sakit tersebut, Sherin tak henti memandangi wajah Cathering. Sedangkan, Catherine sendiri terlihat memiliki raut wajah yang begitu menahan rasa malu. Sherin pun memilih untuk menarik tangan Catherine, lalu menatap wajah pilu nya itu dengan lekat. Sherin tahu bahwa Catherine merasa bingung untuk memulai cerita yang sempat terdengar oleh Sherine.
“Kak.” Panggil Sherin saat itu, “Kakak gak kenapa-kenapa kan?” Tanya nya dengan sangat hati-hati.
Catherine tetap terdiam, air matanya kini menandakan bahwa Catherine merasa sangat tertekan. Sherin pun mengusap pelan tangan Catherine, “Kakak gak usah menjelaskan padaku, anggap saja aku tidak pernah mendengar apapun.” Ujar Sherin dengan sorot m
